ANTOLOGI SAJAK KEMANUSIAAN
JERITAN GAZA.
Raung tangis menyayat tiada surutnya
luka merah darah mengalir di
kepala, di mata, di kaki.
Kau tetap berdiri teguh di
bawah langit malap berasap dicerahi cahaya ledakan mortar
Allahu Akhbar!
Tegar jiwa dan diri
berlindung di sebalik runtuhan
angkara monster-monster di
kelilingmu.
Ya Rabbi, demi;- kekuasaan-Mu-
kekuatan-Mu - kekayaan-Mu- keagungan-Mu
Kau sengkelingkan tangan-tangan zalim
itu
agar mereka tidak berdaya lagi
melakukan kehancuran dan kemusnahan ini.
Gaza kecil dan terpencil menangis
sendiri tanpa pembelaan
ketika, dunia sibuk dengan wancana-wancana
keselamatan
tetapi tiada tindakan.
Apakah dosa mereka?
saat sedang berpuasa Ramadan dilantarkan
derita
mayat bergelimpangan di
celah-celah dentuman perang
yang tiada kesudahan.
PARIDAH ISHAK
Selayang, Selangor.
Ramadhan
1435H.
SIMPULAN DUKA ROHINGYA
Kesedihan
laksana laut yang melaut
pulau pulau kecil berbalam-balam kejauhan
ombak pun menampar pantai putihnya dan pasir pun berserakan
Analoginya mungkin begitu
namun kesedihan itu menggetarkan jiwa raga
meruntun hati nurani Rohingya yang sengsara dibadai samudera
Terkadang kedukaan meresapi seperti angin
sekalipun lembut ayunannya akan juga menjatuhkan dedaunan
Senyum manis itu tidak lagi mahu menyapa bibir Rohingya
yang kehilangan tanah tumpah darahnya.
Bilakah agaknya musim kering yang melayukan dedaun gemilang
akan mengundang pelangi dan hujan yang memudarkan bahangnya kesedihan
mewarna warni kehidupan yang didamba
Seakan terasa yang dilalui kini yang dititi kini
hanya buih-buih duka dan apalah yang dapat dikutip darinya
buat membina arca gemilang negara yang mengusirnya
pulau pulau kecil berbalam-balam kejauhan
ombak pun menampar pantai putihnya dan pasir pun berserakan
Analoginya mungkin begitu
namun kesedihan itu menggetarkan jiwa raga
meruntun hati nurani Rohingya yang sengsara dibadai samudera
Terkadang kedukaan meresapi seperti angin
sekalipun lembut ayunannya akan juga menjatuhkan dedaunan
Senyum manis itu tidak lagi mahu menyapa bibir Rohingya
yang kehilangan tanah tumpah darahnya.
Bilakah agaknya musim kering yang melayukan dedaun gemilang
akan mengundang pelangi dan hujan yang memudarkan bahangnya kesedihan
mewarna warni kehidupan yang didamba
Seakan terasa yang dilalui kini yang dititi kini
hanya buih-buih duka dan apalah yang dapat dikutip darinya
buat membina arca gemilang negara yang mengusirnya
Apapun ketabahan dan semangat juang kehidupan
Akan mengusir resahmu bergelandangan di rantauan
PARIDAH
ISHAK
SELAYANG
UTAMA
11 DIS 015
PELARIAN
Sekiranya
boleh laksana angin
tentu mudah meresapisetiap alur nadi
dan menolak segenap kerikil
yang menghalangi laluannya...tinggallah Syria
tentu mudah meresapisetiap alur nadi
dan menolak segenap kerikil
yang menghalangi laluannya...tinggallah Syria
Sekiranya
boleh laksana ombak
yang bergerak dan berolak setiap yang melintas pasti dipintas....
Sekiranya dapat laksana burung pasti akan terbang ke langit
meninggalkan bebanan duka Damshik
di celah awan gemawan dan
bibir kembali mengorak senyuman
justeru telah terlerai olah hidup
yang sangat perih lantaran buminya yang bergolak
yang bergerak dan berolak setiap yang melintas pasti dipintas....
Sekiranya dapat laksana burung pasti akan terbang ke langit
meninggalkan bebanan duka Damshik
di celah awan gemawan dan
bibir kembali mengorak senyuman
justeru telah terlerai olah hidup
yang sangat perih lantaran buminya yang bergolak
dengan
lidah api amarah menyambar apa saja
Apakah
yang dicari pencetus sengketa
Selain
mewarnai lukisan hidup warganya dengan merah darah
demi
kuasa dunia yang sementara
PARIDAH
ISHAK
SELAYANG
UTAMA
10
JAN 2016
No comments:
Post a Comment