Saturday, February 20, 2016

RANJAU...

ASSALAMUALAIKUM...

SEKUJUR DIRI.

Kesakitan yang ditanggung ini
keperitan yang dirasai ini
penderitaan yang dihadapi ini
perasaan yang terperam ini
hanya diri ini yang tahu
hanya Dia yang maha tahu

Sekadar melihat gambaran duka di wajah

dan air mata yang menitis
hanya menggamit senyum sinis

Katanya duka yang hipokrit

lakunan yang dijelmakan
alangkah ngilunya perasaan

Sekian lama berjalan bersama duka terpendam

kata seorang kawan;
bersabarlah
pasti rahmat Allah terselindung
bakal mengunjung

Kata seorang adik;

berusahalah mengatasi kelemahan
jangan memanjakan diri melayani kesakitan

Kata seorang suami;

perpisahan bukan kerana tak sayang
arah haluan tidak lagi seiringan
Demikianlah reda berpasrah
jika sudah takdir-Mu sedemikian
terima sajalah... hah?



SEKUJUR TUBUH ITU...

Saat yang sangat meletihkan mendatangi
lesu kaku seluruh tubuh
keyakinan yang semakin rapuh
sendupun merusuh

Apalah daya meminggirnya

entah untuk kesekian kali
ulangannya begitu
mengharukan sungguh

Apakah semangatnya hilang?


Taburkan kelopak mawar putih

di tengah kolam teratai
dengan semerbak wangian pandan
dan bersiramlah

Berserulah

berkat la ila haillallah
memanggil semangat
agar pulang ke dalam jiwa
ke dalam jasad
seorang manusia
yang sedang meratapi
kehilangannya

PARIDAH ISHAK

21 DIS 015.

SKETSA SENJA

Senja di kali
air mengalir lesu
kiambang bertaut kembali

Senja di tasek
teratai layu
sepi merindu
Senja di sungai
raja udang terbang pulang
rezeki esok carinya esok

Senja di laut
burung camar patah sayap
melayah di bawah awan jingga

Senja di kota
merdunya azan
orang orang berjejal di jalan
tidak ketahuan tujuan
Senja di kaki gunung
cemara disapa bayu
anggerik pudar warna

Senja di desa
tiada lagi bicara
Senja di kubur
kemboja putih gugur sendiri
wanginya ngeri

Senja datang dan menghilang

PARIDAH ISHAK
SG.BESAR
26 SEPT.015



PANTAI YANG HILANG.

Di sinilah
jejak yang ditinggalkan kelmarin
yang bertaburan di atasnya
kulit siput tak berisi
Lagu ombak sayup di kejauhan
anginan mulus menyapu wajah
menjatuhkan sejurai rambut

Sebentar di bawah api-api yang rendang
daunnya luruh menyentuhi ujung sepatu
Sebuah pondok di tepi ban
dan disebalik ban itu
riuh serindit di tengah bendang
menghurung padi keemasan
Disini lagi
berdiri mengamati
dimanakah pantai dan siput-siputnya
ketam pe dan siput merahnya.

Ketara
hanya muara
dan laut semakin melaut
api-api sudah tumbang
ban pasti runtuh

PARIDAH ISHAK
KUALA DULANG KECHIL
29 Jun 015

SIMPULAN KEDUKAAN.

Kesedihan laksana laut yang melaut
pulau pulau kecil berbalam-balam kejauhan
ombak pun menampar pantai putihnya
dan pasir pasir pun berserakan

Analoginya mungkin begitu
namun kesedihan itu
menggetarkan jiwa raga
meruntun hati nurani

Terkadang
meresapi seperti angin
sesekali lembut ayunannya
akan juga
menjatuhkan dedaunan

Senyum manis itu
tidak lagi 
mahu menyapa bibir

Bilakah agaknya musim kering
yang melayukan dedaun gemilang
akan mengundang pelangi dan hujan
yang memudarkan bahangnya kesedihan
mewarna warni kehidupan

Seakan terasa
yang dilalui kini
yang dititi kini
hanya buih-buih duka
apalah yang dapat dikutip darinya
buat membina arca

GURISAN LIAR ITU

Gurisan liar itu
telah mencalari seluruh kertas

Sketsa apakah itu
fenomena yang sangat pasti untuk
menyatakannya begini;

yang terguris
yang terusik
yang terluka

setakat mengguris
sekadar mencalari
apalah manifestasinya
hanya lukisan abstrak
hati sekujur diri


IMBASAN-IMBASAN

Terawang sepintas lalu
namun sentuhannya terasa
ngilu...kelukaan........

Lunturkan bayangan muram
hapuskan...hembuskan
sekuat hati
agar menjauh...

Dan penderaan yg mengulit
kebas...kebal...

dapatkah menukarnya sesuka rasa?

Imbasan-imbasan itu
kembali bergentayangan
seolah frem lukisan kehidupan
yang retak seribu...

Bersama masa bakal ia berderai
masakan bercantum semula...

PELARIAN
Sekiranya boleh laksana angin
tentu mudah meresapi
setiap alur nadi
dan
menolak segenap kerikil
yang menghalangi laluannya...


Sekiranya boleh laksana ombak
yang bergerak dan berolak
setiap yang melintas
pasti dipintas....


Sekiranya dapat laksana burung
pasti akan terbang ke langit
meninggalkan bebanan duka
di celah awan gemawan


dan
bibir kembali mengorak senyuman
justeru telah terlerai olah hidup
yang sangat perih
RANJAU
Telah diharunginya dengan mati hati
menyisihkan onak durinya
meski kaki luka tertusuk

darah yang mengalir bening
air mata deras menitis
gambaran duka di wajah

kesakitan kesukaran bukan lukisan
yang bisa kau simbah warnanya ke kanvas
hanya memerahi dadamu dan seluruh kota hatimu.

masih jua ranjau itu dikuak
biar semakin ditepis semakin banyak

maka pujuklah hati sambil berkata
ujian Allah jua
redha
namun air mata terus menitis
membawa rasa
hiba
MURAI
Hai murai
yang sedang berkicau di pagi hari bening
teruskanlah kicauan nyanyianmu
kibarkan bilah sayapmu
merentasi hening dan dingon suasananya

Hiruplah harum dedaunan dan bunga-bunga
yang berkemilauan di atasnya
butiran embun
yang gemerlap
bak mutiara

Nikmatilah semaumu
segala estetika fenomena sementara

Kerana
tatkala suria menjulang di puncaknya
pastinya kau
bakal kehilangan
segala-galanya

Wajah mendungnya gelap berkabut
hati pun kelam berserabut
segera berhasrat memujuk
agar wajahnya bertukar cerah
dengan doa-doa InsyaAllah

Bimbangkan kesedihannya
akan menggenangkan air mata

Air mata alam yang berlinang
lantaran kesedihan akan tangan-tangan yang zalim
yang merosakan menghancurleburkan
kedamaian ketenangan keharmonian

Hati berderau risau
tatkala menentang wajah alam
seakan berkata
sekiranya kesedihanku tidak terbendung
airmataku tidak lagi bergenang
malah akan terus tumpah
hari demi hari

Bakal menenggelamkan 
busut busut bukit bukau gunung ganang
mentelah rumah rumah

Bersediakah?
Masih adakah bahtera Noh penyelamat?

Janganlah biarkan alam bersedih...

LUKISAN HATI
Apakah kedongkolan yang berbongkol-bongkol
di dalam hatinya menyusahkannya
meratakannya sukar sekali
menjadikannya ruang lapang
terang lagi kosong
membingungkan

Angkatlah doaku ini
ya ALLAH
ambillah kembali ke sisi-MU
segumpal hati dongkol yang berbongkol-bongkol itu

Anugerahilah
sekeping hati yang baru
suci bersih
lagi wangi lagi putih

Biarlah terlukis semula
corak ceria
dengan warna warni kesukaannya

Dan hembuskan taufik dan ilhamMU
agar corak kegemarnnya
adalah kecintaanMu jua
mencipta damai buat suasana
Share this post:


No comments:

Post a Comment