Thursday, February 25, 2016

PUISI WANITA TABAH...

ASSALAMUALAIKUM...

LUKISAN HATI...

Apakah kedongkolan yang berbongkol-bongkol
di dalam hatinya menyusahkannya
meratakannya sukar sekali
menjadikannya ruang lapang
terang lagi kosong
membingungkan

Angkatlah doaku ini

ya ALLAH
ambillah kembali ke sisi-MU
segumpal hati dongkol yang berbongkol-bongkol itu

Anugerahilah

sekeping hati yang baru
suci bersih
lagi wangi lagi putih

Biarlah terlukis semula

corak ceria
dengan warna warni kesukaannya

Dan hembuskan taufik dan ilham-MU

agar corak kegemarnnya
adalah kecintaanMu jua
mencipta damai buat suasana

Paridah Ishak.
Kg.Kuala Dulang Kecil.

GURINDAM SECARIK KEBENARAN.

Kebenaran itu amat pahit
Menelannya terlalu perit.

Meluahkan selonggok kebenaran
akan menggunung pula kesukaran

Cerita kebenaran hanya lagu dongengan
yang asyik dinyanyikan  walau ada gangguan-gangguan


Pabila kebenaran terserlah terundanglah padah
pasti banyak pula madah berhelah

Rekayasa alasan diputar mesrai alam
menolak kebenaran  tanpa kasihan dan jatuh terjunam

Kebenaran yang ditemukan mengelirukan pula
Memikirkannya menjadi tidak tentu hala

Mizan gemala minda menimbang tara
dikosek ditilik akan kebenarannya

Hati dan kolbu memohon restu akan Allah yang Maha Tahu
Moga anyaman kebenaran  bukan kelarai keliru

Doakan saja terhindar segala gusar
 Ilahi rabbi dugaan yang sukar mencabar

Kun fayakun jika diinginin-Nya terjadi
Tiada yang mungkin menjadi.



KELARAI IMPIAN.

Mahu terbang menyongsong angin
melabuh sayap di puncak cemara
mengusap nafas lelah berkali-kali
justeru kurang upaya

Masihkah mampu tersenyum

dan mengulangi laku sia-sia
masakan dapat menyentuh awan dengan jemari
janganlah terlalu berilusi

Catatan demi catatan terlakar melewati

batas batas waktu
melukis teater di pentas maya

Berjambak-jambak gubahan hidup yang mengisi

vas cerita di sudut waktu
dan nafas sendu yang dihela
seiring dengan jantung
yang masih berdenyut

RUANG ITU.

Meski sempit tetap sedia mengongsinya
nafas yang dihela dan kembali menyedut udara
tanpa batas sempadan 
tanpa berani berkata
hak aku semata.

Ruang sempit ini

sesak hari demi hari

walau tetap akan ditinggalkan

tanpa sedar tanpa pesanan
keluh kesah terpendam
melemaskan merimaskan

Sebab

di ruang kecil dan sempit
sering tandatanya membentuk persoalan-persoalan 
yang membingungkan...

PARIDAH ISHAK
KUALA LUMPUR
24 FEB 2016.
KELUHAN PANTAI..

OMBAK BERDEBUR DI KAKI TIANG
MELUNGSUR HARI MENUNGGU SIANG
FAJAR MENYINGSING DI KAKI LANGIT
MENTARI MURAM MENGISAR PANDANG..

YANG DINANTI TAK KUNJUNG JELAH
SINAR PAGI TAK MAMPU MENCELAH
KABUT JEREBU KEKAL KELABU
ALAM SIANG SEKADAR PASRAH.

ADDHUKHAN DI SURAH ALQURAN
TERCATAT BERLAKU AKHIR ZAMAN
RINDU KITA KEPADA SINARAN
LANGIT CERAH MENGGUMPAL AWAN...

ALLAHHUAKBAR HATI MENGGUSAR
PETUNJUK ALLAH MAHA BENAR
KERESAHAN MENERIMA KABAR MOGA TERSASAR
DIHINDARI ALLAH PERBUATAN MUNGKAR
DIJAUHI ILAHI APA YANG MERUGI...

MOGA MENTARI YANG BERSEMBUNYI
DISEBALIK JEREBU
TIDAK TERBIT DI BARAT...
MASIH ADA NIKMAT.

DMUARA RESORT SG.BESAR.
16 OKT 15.


ANTOLOGI PUISI WANITA TABAH

Medan mindanya mengembang
banyak tafsiran pelbagaian
tidak ketahuan
kacau bilau mengelirukan

Mula menyanyi sendiri
menghibur hati
namun tetap rusuh

air mata menitis sedih
entah kenapa tertawa pula
sukar meneka mengapa

Igauan ngeri yang ingin dihindari
seakan ditakdir menyerah diri
kekalutan kekusutan
segera ingin dibuang
sejauhnya
namun apalah daya
tiada batas
tiada sempadan
kerna telah mendarah daging
sebagai pengiring

Mungkinkah lagu itu
akan terus bersenandung
persis kenari meratap mendung

Terkedu termenung
hatinya meraung.



Paridah Ishak.

20 okt.05.
You might also like:

JANJI-JANJI YANG DILUPAKAN...

Meminta-minta janji yang tidak tertunai
laksana kota terbina mengawang tinggi
hanya lemah gemalai pucuk nyiur
yang mampu menyentuhinya
menjadi nyata

Termangu

Membiarkan saja janji sebagai impian
yang diam dalam pasrahnya

Atau

Memulakan sebuah cereka baru
yang tidak tertakluk pada plotnya

Apalah yang hendak digapai lagi
pabila layar telah berkembang
dan pelabuhan telah ditinggalkan

Keresahan pun meronta
digugah imbauan bervariasi
nostalgia wangi

Namun kesakitan terasa
bagaikan tusukan duri di hati
mengenang janji-janji yang tidak ditepati

PARIDAH ISHAK
SG.YEN KECIL
21 JAN 015.

SKETSA SENJA

Senja di kali
air mengalir lesu
kiambang bertaut kembali

Senja di tasek
teratai layu
sepi merindu
Senja di sungai
raja udang terbang pulang
rezeki esok carinya esok

Senja di laut
burung camar patah sayap
melayah di bawah awan jingga

Senja di kota
merdunya azan
orang orang berjejal di jalan
tidak ketahuan tujuan
Senja di kaki gunung
cemara disapa bayu
anggerik pudar warna

Senja di desa
tiada lagi bicara
Senja di kubur
kemboja putih gugur sendiri
wanginya ngeri

Senja datang dan menghilang

PARIDAH ISHAK
SG.BESAR
26 SEPT.015
GURISAN LIAR ITU

Gurisan liar itu
telah mencalari seluruh kertas

Sketsa apakah itu
fenomena yang sangat pasti untuk
menyatakannya begini;

yang terguris
yang terusik
yang terluka

setakat mengguris
sekadar mencalari
apalah manifestasinya
hanya lukisan abstrak
hati sekujur diri

IMBASAN-IMBASAN

Terawang sepintas lalu
namun sentuhannya terasa
ngilu...kelukaan........

Lunturkan bayangan muram
hapuskan...hembuskan
sekuat hati
agar menjauh...

Dan penderaan yg mengulit
kebas...kebal...

dapatkah menukarnya sesuka rasa?

Imbasan-imbasan itu
kembali bergentayangan
seolah frem lukisan kehidupan
yang retak seribu...

Bersama masa bakal ia berderai
masakan bercantum semula...




No comments:

Post a Comment